Laporan jurnalis FJ |
Banjarnegara,Faktajurnal.com -Memperingati Hari Pangan Sedunia, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menggelar Gerakan Pangan Murah [GPM], berlangsung di halaman Kantor Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan, pada Rabu [30/10/2024].
Selain Gerakan Pangan Murah, diisi juga dengan kegiatan yang mendukung upaya menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok di tingkat produsen serta konsumen.
Kegiatan GPM Stabilisasi pasokan dan harga komoditas pangan diselenggarakan dan difasilitasi oleh Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto dan Distribusi APBD Kabupaten Banjarnegara dalam rangka menahan lonjakan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat.
“GPM ini dilaksanakan agar masyarakat dapat mengakses kebutuhan bahan pangan pokok berkualitas dengan harga terjangkau, serta memastikan ketersediaan pangan pokok aman dan mencukupi,” kata Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Firman Sapta Adi.
Lanjut Firman, kegiatan lainnya dalam rangka hari pangan sedunia adalah meningkatkan akses pasar bagi produsen pangan pokok, serta kemudahan akses bahan pangan bagi konsumen dengan harga wajar, serta membangun jaringan distribusi pangan.
"Maksud dilaksanakannya Pasar Tani atau Bazaar adalah untuk membangun struktur pasar yang efisien, memperkuat posisi tawar petani, serta menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok dengan tujuan untuk membantu mempromosikan serta memasarkan produk pertanian lokal, serta mengubah pola pikir patani menjadi pola pikir bisnis yang mengedepankan mutu dan efisiensi," terangnya.
Firman berharap, masyarakat umum, para ASN Pemkab Banjarnegara ikut menyemarakan Gerakan Pangan Murah melalui pasar tani ini.
Pj Bupati Banjarnegara Muhamad Masrofi pada kesempatannya mengatakan, Gerakan Pangan Murah merupakan salah satu kegiatan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.
"Dalam rangka mencermati perkembangan harga pangan strategis yang menunjukkan adanya kenaikan harga yang signifikan terutama komoditas bawang merah, telur dan minyak goreng sehingga diperlukan upaya pengendalian secara masif dan bisa memberikan efek psikologis terhadap harga pangan," ujarnya.
Dikatakan Masrofi bahwa pangan menjadi kebutuhan manusia paling dasar ketiga setelah udara dan air, serta hak asasi manusia. Saat ini kelaparan masih dialami oleh 10% dari populasi global.
Sedangkan sebagai indikator yang digunakan untuk memahami akses terhadap pangan dalam hal kekurangan energi makanan, mengukur persentase populasi dengan asupan energi makanannya di bawah Kebutuhan Energi Makanan Minimum (MDER).
“Saat ini kondisi Prevalences of Undernourishment (PoU) atau Prevalensi Gizi Buruk PoU di Kabupaten Banjarnegara tahun 2023 menunjukkan masih ada 12,4 persen penduduk yang konsumsi energinya dibawah kecukupan yang dianjurkan,” terang Masrofi.
Dalam kegiatan GPM, bahan pangan dijual dengan harga lebih murah dari harga pasar yang ada, sehingga bisa menekan gejolak harga dan menjaga kestabilan harga.
“Upaya pengendalian inflasi ini merupakan bentuk perhatian pemerintah agar masyarakat secara umum tetap bisa menjangkau dan mengakses bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga bisa lebih sejahtera,” pungkasnya. [**].